MASYARAKAT BALI DAN KEBERAGAMANNYA

Bali, yang dikenal dengan julukan Pulau Dewata, adalah simbol keberagaman budaya, agama, dan tradisi yang menjadi daya tarik utama baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Bali sebagai salah satu destinasi wisata terkenal di dunia, bukan hanya dikenal karena keindahan alam dan budayanya yang sangat memikat, tetapi Bali juga terkenal karena keberagaman sosial dan budaya yang ada di dalamnya. Keberagaman di Bali terlihat jelas dari berbagai aspek kehidupan, terutama agama dan adat istiadat. Masyarakat Bali, secara tradisional, terdiri dari berbagai kasta, suku, dan agama, yang semuanya dihimpun dalam satu kesatuan budaya Hindu Bali yang khas. Sebagian besar penduduk Bali memeluk agama Hindu, dengan praktik dan ritual yang sangat kental dalam kehidupan sehari-hari mereka. Namun, selain umat Hindu, Bali juga dihuni oleh kelompok minoritas lain, seperti Muslim, Kristen, dan Budha. meskipun masyarakat Bali mayoritas berasal dari suku Bali, namun pulau ini juga menjadi tempat tinggal bagi berbagai suku bangsa lain yang datang dari luar Bali, baik dari pulau-pulau lain di Indonesia maupun luar negeri. Keberagaman ini memberi warna tersendiri dalam dinamika sosial masyarakat Bali.

Salah satu contoh konkret dari keberagaman ini adalah kehadiran umat Muslim di Bali, terutama di daerah-daerah pesisir seperti Gilimanuk dan Seririt. Mereka hidup berdampingan dengan umat Hindu Bali dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial yang ada di masyarakat. Meskipun memiliki perbedaan agama, mereka tidak jarang bekerja bersama dalam berbagai sektor ekonomi, termasuk pariwisata yang menjadi salah satu sektor utama ekonomi Bali. Tidak hanya itu, ada pula Salah satu contoh nyata tentang keberagaman sosial yang ada di Bali adalah kisah keberhasilan Desa Tenganan. Desa ini adalah salah satu desa adat Bali Aga yang hingga kini mempertahankan kebudayaannya yang sangat kental. Di sisi lain, Desa Tenganan juga berinteraksi dengan warga dari luar Bali, termasuk wisatawan internasional. Hal ini menunjukkan bahwa Bali tidak hanya menghadapi tantangan dalam mempertahankan tradisinya tetapi juga dalam membuka diri terhadap pengaruh budaya luar. Meskipun demikian, masyarakat Tenganan mampu menjaga keasliannya dan sekaligus beradaptasi dengan dinamika sosial yang ada di sekitar mereka.

Pariwisata di Bali memang membawa keuntungan besar bagi ekonomi Bali, namun di sisi lain, pengaruh budaya global juga dapat berpotensi mengancam kelestarian tradisi local, salah satu tantangan besar yang dihadapi Bali adalah bagaimana mengelola dampak dari pariwisata terhadap identitas budaya Bali. Meskipun banyak wisatawan datang ke Bali untuk menikmati budaya dan tradisi lokal, ada kekhawatiran bahwa budaya Bali yang asli akan terkikis oleh modernitas dan kepentingan ekonomi. Fenomena ini dapat terlihat di beberapa kawasan wisata utama, seperti Kuta dan Seminyak, yang semakin dipenuhi oleh pusat perbelanjaan modern, hotel-hotel internasional, dan restoran bergaya internasional. Sementara itu, beberapa bagian dari budaya tradisional Bali, seperti upacara adat dan seni pertunjukan, mulai terpinggirkan karena kurangnya perhatian dari generasi muda yang lebih tertarik pada gaya hidup modern.

Namun, meskipun ada tantangan tersebut, ada banyak kisah nyata yang menunjukkan bahwa masyarakat Bali mampu mengelola keberagaman dengan baik. Salah satu contoh nyata adalah perayaan Hari Raya Nyepi. Nyepi adalah hari raya terbesar bagi umat Hindu di Bali, di mana seluruh aktivitas di pulau ini dihentikan selama 24 jam.  Tidak hanya umat Hindu, tetapi warga non-Hindu di Bali, termasuk Muslim, Kristen, dan Buddha, juga menghormati perayaan ini dengan tidak melakukan aktivitas luar ruangan. Meskipun berbeda agama, mereka mengerti makna dari Nyepi sebagai hari untuk introspeksi dan kesucian, dan mereka memberikan ruang bagi umat Hindu untuk merayakannya dengan damai. Pendidikan multikultural menjadi salah satu kunci dalam menjaga keberagaman dan memperkuat hubungan antar kelompok di Bali. Melalui pendidikan, generasi muda Bali dapat lebih memahami dan menghargai perbedaan, baik itu agama, budaya, maupun latar belakang sosial. Banyak sekolah di Bali yang telah memulai program pendidikan multikultural di kelas-kelas mereka.

Pendidikan multikultural ini tidak hanya mengajarkan toleransi, tetapi juga membentuk generasi yang lebih terbuka terhadap perbedaan, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam menciptakan Bali yang lebih harmonis di masa depan. Bali, sebagai salah satu pusat kebudayaan di Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan keberagaman ini dengan cara yang bijaksana, baik di tingkat lokal maupun global. Masyarakat Bali, dengan segala keberagamannya, merupakan contoh yang luar biasa tentang bagaimana pluralitas bisa dijaga dan dihargai. Keberagaman agama, suku, dan budaya di Bali harus dijaga dengan hati-hati agar tetap menjadi  bkekayaan yang membanggakan, bukan menjadi sumber perpecahan. Melalui pendidikan multikultural, pengelolaan pariwisata yang bijaksana, dan penghargaan terhadap tradisi lokal, Bali bisa terus menjadi contoh bagaimana masyarakat yang beragam dapat hidup berdampingan dalam harmoni. Sebagai pulau yang tidak hanya kaya akan budaya, tetapi juga memiliki semangat toleransi yang tinggi, Bali menunjukkan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan ancaman.


Sumber : https://opiniremaja.com/masyarakat-bali-dan-keberagamannya/ 

News & Events

Dosen Undhira Mengajar di Jade University of Applied Sciences, Jerman

Kebhinekaan Bermasyarakat dalam Hindu

Filosofi Hari Raya Galungan: Pentingnya Memahami Makna Galungan Bagi Gen Z

Tujuan Upacara Ngaben: Ritual Sakral Umat Hindu Bali

Konsep Dasar Beragama Hindu

Website Resmi Pasraman

PPPI (Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia) didirikan secara legal formal yaitu : 1) Akta Notaris No 13 Tanggal 03 Maret 2021, 2) Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.AHU-0009535.AH.01.07. TAHUN 2021 (Tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia), 3) Tanda Daftar PPPI No. 1753/DJ.VI/BA.00/1/2022 dan NPWP 65.185.009.1-435.000 Website Resmi Pasraman.

Keanggotaan PPPI (Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia) bersifat Nasional yang terdiri dari Pasraman Hindu seluruh Indonesia yang terdaftar beserta Tenaga Pendidik (Acarya).

Anggota PPPI dapat berasal dari berbagai profesi seperti Seniman, Mahasiswa, Dosen, Guru Agama Hindu yang terdaftar dalam Pasraman Hindu dan juga para Pendidik (Acarya) Pasraman Hindu.

Yang dapat menjadi anggota PPPI (Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia) adalah sebagai berikut:

1. Para Pendidik Keagamaan Hindu di Pasraman formal dan non-formal serta tenaga Kependidikan.

2. Para ahli yang menjalankan pekerjaan Pendidikan Keagamaan Hindu.

3. Mereka yang menjabat pekerjaan di bidang Pendidikan Keagamaan Hindu.

4. Pensiunan sebagaimana dimkasud pada butir (a), (b), (c) yang tidak menyatakan dirinya keluar dari keanggotaan.

5. Para petugas lain yang erat kaitannya dengan tugas Pendidikan formal maupun non-formal.

6. Mereka yang berijazah Pendidikan Agama Hindu serta umum tetapi wajib beragama Hindu yang tidak bekerja di Bidang Pendidikan Agama Hindu.

IDENTITAS PPPI

1. PPPI (Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia).

2. Anggota berasal dari Pasraman Hindu formal dan non-formal yang sudah terdaftar dalam PPPI.

3. Anggota PPPI memberikan kontribusi untuk meningkatkan eksistensi Pasraman, mengembangkan pengetahuan dan keilmuan berlandaskan ajaran agama Hindu.

4. Anggota PPPI diberikan kartu anggota (e-card) sebagai tanda bukti keanggotaan

5. PPPI memiliki logo dan motto sebagai identitas Organisasi

6. PPPI didirikan di Indonesia pada tanggal 03 Maret 2021.

VISI

Membangun Insan Pendidik beserta Tenaga Kependidikan yang cerdas, cakap, terampil, rukun, profesional dan sejahtera serta tanggap pada perkembangan Ilmu dan Teknologi berlandaskan ajaran Agama Hindu.

MISI

1. Meningkatkan pemahaman bidang keilmuan berlandaskan ajaran Agama Hindu.

2. Melaksanakan Bidang keilmuan demi kemajuan pasraman baik formal maupun non-formal  

3. Melaksanakan kegiatan pembinaan Pasraman baik formal maupun non-formal sesuai tugas pokok dan fungsi.

4. Meningkatkan kerukunan antar Pendidik Pasraman formal dan non-formal melalui kegiatan simakrama.

5. Meningkatkan profesionalisme kerja dalam menjalankan Tugas pokok dan fungsi.

6. Meningkatkan kwalitas dan mutu pendidikan kepada para Peserta Didik (Sisya) dari semua jenis dan tingkatan.

7. Meningkatkan Kompetensi Pendidik (Acarya) melalui kegiatan seminar, workshop dan diklat, baik yang dilaksanakan secara internal (dalam) maupun eksternal (luar) dan/atau pihak Pemerintah maupun swasta.

8. Meningkatkan kecerdasan serta kepekaan dan/atau tanggap dalam menghadapi tantangan Global dalam revolusi industry 4.0 dan society 5.0 berlandaskan pada Ilmu dan Teknologi yang berkembang.

TUJUAN

1. Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2. Berperan aktif dalam mewujudkan tujuan nasional pendidikan yaitu mencerdaskan generasi bangsa dan membentuk Sumber Daya Manusia Indonesia seutuhnya yang beririsan dengan tujuan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu Kementrian Agama Republik Indonesia yaitu untuk membentuk Generasi Emas Hindu (2045).

3. Menjaga, memelihara, memperjuangkan serta meningkatkan harkat dan martabat Pendidik serta tenaga kependidikan Pasraman formal dan non-formal dalam berbagai bidang baik Pendidikan Hindu, budaya, sosial, lingkungan dan keilmuan.

4. Meningkatkan rasa kebersamaan dan tanggung jawab sebagai Pendidik Pasraman baik formal dan non-formal.

5. Menumbuhkan semangat Pendidik Pasraman untuk meningkatkan kompetensi profesinya sebagai Pendidik serta Tenaga Kependidikan di Pasraman sebagai Tenaga Administrasi yang Profesional di bidangnya.

6. Membantu Pendidik Pasraman formal dan non formal untuk memperoleh layanan informasi kegiatan pelaksanaan pendidikan serta pengembangan karir.

7. Meningkatkan intensitas komunikasi dan tukar informasi di antara Pendidik serta Tenaga Kependidikan Pasraman formal dan non formal se-Indonesia.

8. Membantu Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu untuk mensosialisasikan dan/atau mengaplikasikan seluruh kebijakan-kebijakan atau program kerja terkait dengan Pendidikan keagamaan Hindu pada Pasraman formal dan non-formal.

9. Mengembangkan ranah wawasan keilmuan serta inovasi dalam pembelajaran Pendidikan Pasraman dalam revolusi industry 4.0 dan society 5.0.

10. Memfasilitasi komunikasi dengan pihak terkait dalam hal solusi terhadap permasalahan data melalui system baik secara online maupun offline yang ada kaitannya dalam manajemen Pendidikan di Pasraman Hindu secara personal Pendidik dan Tenaga Kependidikannya serta Kelembagaan.

Iuran anggota per tahun dapat ditransfer melalui Rek ......... No. .................  atas nama Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia (PPPI)

Pendaftaran anggota dapat dilakukan dengan mengisi formulir di link website ini Website Resmi Pasraman.