June 24, 2022
Penulis, Drs. Nengah Maharta, BA.,M.Si, Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Lampung
Dalam agama Hindu, melakukan puasa atau upawasa (berpantangan) sebagai sebuah brata pada Hari-hari tertentu bukan suatu yg baru, karena upawasa adalah cara yg paling sederhana dalam melatih disiplin spiritual (sadhana). Upawasa juga berkaitkan dengan pemujaan kepada para ista dewata tertentu sebagai sebuah persembahan.
Puasa sebagai sebuah lelaku spiritual/sadhana, merupakan sebuah proses penyucian jiwa. Upawasa tidak selalu berarti tidak makan dan minum, karena perilaku pengendalian diri misalnya manobrata(membisu) juga merupakan sebuah puasa. Yang jelas upawasa adalah sebuah perilaku berpantangan hal tertentu yang dimaksudkan untuk kepuasan rohani Sanghyang Narayana, Ida Sanghyang Widhi.
Dalam kitab suci Artarwa Weda XII.1.1 dijelaskan:
Satyam brhad rtam ugram diksa, tapo brahma yajna prthivim dharayanti.
" Sesungguhnya Satya, rta, diksa, tapa, brahma dan Yajna yang menyangga dunia".
- Atharwa Weda VIII.9.3:
Brahma-enad vidyat tapasa vipascit.
Artinya: Orang yang bijaksana mengetahui Tuhan, Ida Sanghyang Hyang Widhi dengan sarana tapa ( puasa).
- Artarwa Weda IV.11.6:
Yena devah svar aruruhur, hitva sariram amrtasya nabhim
Tena gesma sukrtasya lokam, gharmasya vratena tapasa ya sasya vah.
Artinya, Dengan pertolongan Hyang Widhi, orang-orang bijaksana sesudah kematian memperoleh keselamatan, yang mencapai pusat nectar (minuman kekekalan) yakni kebahagiaan rohani yang sejati. Semoga kami yang berkeinginan kewibawaan juga mencapai kekekalan itu, melalui pelaksanaan pertapaan yang keras dan menjalankan brata.
- Atharwa Weda XI.8.2
Tapas caiva-astam karma ca-antar mahati-arna ve.
Tapa dan keteguhan hati adalah juru selamat dari penderitaan di dunia yang mengerikan.
- Rg Weda IX.83.1
Atapta-tanur na tad amo asnute.
Artinya, Orang tidak bisa menyadari realitas Tuhan, Sang Hyang Widhi Wasa, Yang Maha Agung tanpa melaksanakan tapa.
Intisari tapa adalah pengendalian diri atau pembatasan atas dua hal yaitu pikiran dan indra-indra.
Menurut peradaban kitab suci Veda, ada jenis jenis puasa dan masing-masing puasa itu memiliki tujuan rohani tertentu. Sedangkan pelaksanaan puasa dapat dilakukan pada hari hari tertentu pula, misalnya:
1. Ekadasi upavasa, yaitu puasa berpantang makan biji bijian yang dilakukan pada hari ke 4 sebelum bulan purnama dan tilem.
2. Brahma janma
upavasa, yaitu puasa yang dilakukan pada hari hari suci, hari kemunculan avatara, para deva, dll.
3. Janma deha upavasa, yaitu berpuasa pada hari kelahiran.
4. Sradha karya upavasa, yaitu berpuasa untuk menguatkan keyakinan pada tujuan.
5. Pitara pinda upavasa, berpuasa dihari suci untuk para leluhur.
Berpuasa dalam agama Hindu merupakan bagian dari tapa. Kata tapa mempunyai arti pengendalian terhadap makan, minum, sex, serta hiburan. Aplikasi daripada tapa berbentuk brata yaitu pengendalian indria. Mudah-mudahan artikel tentang upavasa ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis,
Drs. Nengah Maharta, BA.,M.Si
Ketua Yayasan Bhuwana Ashram Lampung
Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Lampung